Monday, April 18, 2016

PENGGUNA NARKOBA, Antara PENJARA, RUMAH SAKIT JIWA ATAU PUSARA

Senin, 18 April 2016, Acara Dialog Khusus di RRI Pro 2 Bukittinggi dengan Kepala BNN Payakumbuh  Bapak AKBP Firdaus ZN.

Kejahatan di bidang Narkoba termasuk ke dalam Extraordinary Crime dan Silent Crime, karena tidak saja menyengsarakan pemakainya tapi juga orang lain (pencurian, korban nyawa orang lain karena membawa kendaraan setelah mengkonsumsi narkoba). Siapa saja yang terjebak Narkoba akan berakhir di tiga tempat yaitu : Penjara, Rumah Sakit Jiwa atau Pusara.

Penyalahgunaan Narkoba telah menyebabkan 50 orang meninggal perhari, kerugian materi 63 triliun per tahun (membeli, pemberantasan dan rehabilitasi). Bayangkan kalau uangnya dipakai untuk membuka lapangan kerja, sarana positif lainnya. JIKA masih hidup pun akan mengalami Kerusakan fisik dan mental bahkan cacat permanen.

Pentingnya kita mewaspadai ciri fisik dan psikologis dari orang yang terkena Narkoba, seperti mata merah, lesu, mulut kering, kulit kusam, tidak berani menatap, suka menyendiri dalam kamar, berteman dengan perokok/minum alkohol, tidak mau memperkenalkan temannya, jarang pulang, atau bahkan tiba2 baik,  geng tertentu, suka melihat/membaca pornografi, badan menjadi kurus, emosi labil, di dalam tas/lemari ada jarum suntik, tubuh/tangannya ada bekas sayatan dll.

Jika itu yang terjadi sebelum dilaporkan oleh orang lain dan diciduk polisi, maka para orang tua wajib mengontrol dan mendekatkan diri dengan anak2nya, berikan perhatian lebih, sentuhlah jiwa dan raga mereka dengan segera, sebelum narkoba dan pergaulan bebas menjadi pelariannya. Seandainya tidak bisa, maka perlu dibawa ke tempat rehabilitasi sesegera mungkin. Cegahlah sebelum terkena.

Dari 4,2 juta pengguna Narkoba di Indonesia, merupakan pasar yang menggiurkan sekali bagi pengedarnya. Bagaimana tidak dengan jumlah pemakai yang banyak di Indonesia dan hukuman yang kurang tajam, harga  narkoba di Indonesia justru lebih mahal 3x lipat dari Australia bahkan 5x lebih mahal dari Negri China. Ditambah dengan adanya Bonus Demografi nanti yang akan terjadi, dengan lonjakan jumlah penduduk dimana tingkat usia Produktif lebih sedikit dari yang Produktif, kurangnya lapangan kerja, kurangnya agama dan pengendalian diri dari masing2anak bangsa, baik tua maupun muda, dengan latar belakang pekerjaan apapun, siapa saja bisa menjadi sasarannya, apalagi akses pasar bebas yang  sangat terbuka. Jika kita lengah dan belum sadar2 juga maka akan terjadi Lost Generation, dimana pemudanya ada tapi tidak ada apa2nya. Lantas bagaimanakah nasib kita nantinya, Wahai Bangsa...
Sebuah renungan buat kita semua...

Saya Linda Hevira dan Andien menutup jumpa kita. Sampai jumpa di Dialog Khusus berikutnya.