bersama :
Host : Linda Hevira (Uni Djan Training)
dan : Ir. Hj. Vera Primadewi (Desainer)
Acara : CITRA DIRI, PESONA WANITA, DIALOG KHUSUS di BUKITTINGGI TV dan RRI 97,2 FM : Acara SIAPA dan APA, BUDAYA REMAJA dan PUISI BINTANG TAMU. MC & PUBLIC SPEAKER
Tuesday, October 25, 2011
Monday, October 3, 2011
Menggugah Sejarah Yang Jarang Terjamah
Bersama :
Host : Linda Hevira (Uni Djan Training)
Usni, S.Pd (Guru SD 07 Bukittinggi)
Yusuf Galih Sulthana (Siswa SD : Pembaca Puisi)
Host : Linda Hevira (Uni Djan Training)
Usni, S.Pd (Guru SD 07 Bukittinggi)
Yusuf Galih Sulthana (Siswa SD : Pembaca Puisi)
Monday, September 19, 2011
Semangat & Prestasi di Tengah Kesederhanaan
bersama :
Host : Linda Hevira (Trainer Uni Djan Training)
dan : Zulfamiadi, SHI (Ketua Bidang Penghimpunan PKPU Sumbar Bagian Utara)
Zulherman (Siswa MAN Model Bukittinggi)
Rama Dina (Siswi SMPN 1 Ampek Angkek)
Host : Linda Hevira (Trainer Uni Djan Training)
dan : Zulfamiadi, SHI (Ketua Bidang Penghimpunan PKPU Sumbar Bagian Utara)
Zulherman (Siswa MAN Model Bukittinggi)
Rama Dina (Siswi SMPN 1 Ampek Angkek)
Monday, August 22, 2011
Membangun Citra dengan Sastra
Bersama ;
HOST : Linda Hevira (Trainer : Pengembangan Diri dan Profesi, MC dan Public Speaking)
Tamu : Irzen Hawer (Guru Bahasa SMA Batipuh / Penulis 4 buah buku )
Ketrina Aprilian (Pelajar SMA Solok/ Finalis Cerpen majalah ANEKA dan penulis puisi dan buku Antologi Cerpen)
Assalaamu'alaikum WW.
Selamat Siang pemirsa, senang sakali saya Linda Hevira kembali hadir di hadapan anda dalam Acara Cita Diri, Sebuah acara yang membahas masalah Kepribadian, Komunikasi, Motivasi dan Pelayanan.
Dan seperti biasa kita selalu menghadirkan topik2 yang menarik untuk dapat kita implementasikan dalam kehidupan sehari2.
Dan Tema kita hari ini adalah : Membangun Citra dengan Sastra.
Pemirsa, masih ingatkah anda dengan Sastrawan Sumatra Barat seperti Buya HAMKA dengan "Tenggelamnya Kapal Van der Wijck" dan yang terbaru sekarang kembali difilmkan " Di Bawah Lindungan Ka'bah" , Marah Rusli yang terkenal dengan Sitti Nurbaya, AA. Navis dengan Robohnya Surau Kami, Abdul Moeis dengan Salah Asuhan dan banyak lagi yang lainnya.
Nah sekarang, Pertanyaannya kenapa karya sastra di Indonesia masih belum banyak yang bermunculan?
Mungkin kita baru mulai melirik "Laskar Pelangi", Ketika Cinta Bertasbih dan masih banyak yang lainnya yang sudah mulai banyak difilmkan. Tapi para sastrawan Sumatra Barat sepertinya tidak mau lagi ketinggalan. Mereka sebenarnya ada di seantero jagad raya ini, tapi kurang diapresiasi. Siapa lagi yang akan mengangkat para sastrawan ini kalau tidak kita sendiri.
Kalau kita mau merujuk perbandingan yang dilakukan oleh Taufiq Ismail (Sastrawan dan Budayawan Sumatra Barat) terhadap sekolah SMA di luar negri dengan di Indonesia sendiri. Memang kurikulum bangsa kita yang mengecilkan arti sastra itu sendiri. Ketika kita melihat bahwa perbandingan tatabahasa lebih dominan diajarkan seperti awalan, sisipan, akhiran dan sejenisnya sudah kita pelajari sejak di bangku SD, SMP, SMA bahkan di Perguruan Tinggi. Sehingga pelajaran Bahasa menjadi sesuatu yang membosankan.
Sedangkan di luar negri para guru bahasa SMA menjadikan kelas mereka menjadi menarik dengan mewajibkan membaca beberapa buah buku sastra yang tebal, mendiskusikannya bersama2, serta menugaskan untuk membuat karangan perminggunya. Menonton film pendek tentang karya tersebut bahkan membuat drama dari yang mereka baca. Sehingga dapat kita lihat bahwa di negara2 maju itu, kebiasaan membaca sudah menjadi sarapan penting bagi mereka, dan tentu saja ribuan buku selalu terbit disana.
Mereka lebih suka berbicara lewat pena, daripada sibuk berdebat di depan TV atau dimana saja seperti yang sering kita lihat selama ini. Mereka kaya dengan ilmu dan pengalaman2 yang didapat lewat pesan moral yang secara tidak langsung dapat mereka petik pada saat membaca. Hmm...bagaimana dengan negara kita?
Nah untuk itu, saya mengajak 2 orang perwakilan dari teman2 Penulis Sastra untuk berbagi pengalaman kepada kita untuk mulai cinta kepada karya sastra.
Karya sastra sebenarnya sarat dengan makna. Dengan membaca sastra maka perasaan kita menjadi halus, terkadang ada kiasan yang tersirat di balik yang tersurat, merupakan perwakilan dari fenomena yang ada pada zaman dibuatnya, kita juga dapat melihat adat atau kepribadian si pelakunya, kekayaan alamnya serta tehnologinya, konflik dan pesan moral yang selalu ada dalam setiap karya sastra tersebut.
SEGMEN I :
- Opening (di atas)
- Tema
- Perkenalan Nara Sumber
- Apa itu sastra dan apa saja yang termasuk karya sastra (puisi, cerpen, cerbung, novel dll)
- Sejak kapan mulai tertarik untuk menulis (ketika berada dalam sebuah diskusi Pimpinan Muhammad Subhan : Penulis Rinai Kabut Singgalang yang akan segera difilmkan)
SEGMEN II :
- Inspirasi apa saja yang dapat kita jadikan sebuah karya (selalu menulis diary, nanti kita edit mana yang pantas dijadikan cerpen)
- Siapa idola anda
- Cerita atau kisah apa yang menarik buat anda
- Cerpen atau novel apa yang menarik buat anda
- Bagaimana langkah memulai sebuah tulisan
SEGMEN III :
- Bagaimana cara mengatasi kebuntuan dalam menulis (saya selalu membawa notes jika ada ide yang muncul akan saya catat, kalau terjadi kebuntuan, mungkin cari inspirasi dengan membacanya lagi, atau lanjutkan judul cerpen yang lainnya)
- Cerpen yang ada di buku ini judulnya apa saja (bisa dilihat pada Potongan Tangan di Kursi Tuhan : Antologi 25 Cerpenis Sumatra Barat)
- Apa yang menjadi inspirasi dalam novel2 ini (kisah mak tuo saya di padang panjang, menyinggung adat dan budaya juga)
- Berapa lama proses pembuatan novel tersebut (lebih kurang 2 bulan)
- Bagaiman minat teman2/masyarakat terhadap novel tersebut (mereka sangat antusias sekali, banyak yang sms dan menelpon mereka ingin membaca jilid keduanya, sehingga saya buat lagi sequelnya)
- Apa harapan ketika novel dan cerpen ini diterbitkan
- Interaktif
SEGMEN IV :
- Kemana karya kita diserahkan ketika sudah menjadi sebuah cerpen/novel, bagaimana cara menerbitkannya.(setelah menjadi tulisan, dijilid bagus2, kemudian diminta beberapa orang yang mewakili siswa, masyarakat, editor untuk membacanya, setelah itu diserahkan ke penerbit, jika menerbitkan dengan uang sendiri lebih cepat, tapi kalau menyerahkannya ke penerbit saja, maka akan lama karena bersaing dengan karya orang lain.Tapi misal buku yang tebal dengan modal harga 25.000/buku bisa dijual dengan harga Rp 40.000- Rp 50.000 )
- Motivasi kuat apa yang bisa kita jadikan letupan untuk memulai sebuah karya (saya banyak membaca novel, banyak sekali sehingga saya merasa tertantang, ketika orang bisa kenapa saya tidak, padahal yang dibuatnya biasa2 saja, kalau begitu saya pasti bisa)
- Kedepannya mau membuat berapa karya lagi
- Interaktif
- Tips2
- Kesimpulan
- Saran (selalu berada dalam lingkungan yang mendukung hobby dan bakat anda, kalau ada perkumpulannya lebih baik berperan dan berbagi didalamnya)
- Penutup
Akhirnya Saya Linda Hevira, beserta tamu kita dan kerabat kerja undur diri dulu. Trimakasih atas perhatian dan kebersamaan anda dari awal hingga akhir acara ini. Selamat siang. Sampai jumpa . Wassalaamu'alaikum WW.
Monday, July 18, 2011
Monday, July 4, 2011
Motivasi Berprestasi di Usia Dini
Bersama ; Linda Hevira (Uni Djan Training)
dan : Sutera Dipha Ferdinant (Rara)
Hendri Dunant, SH (Orang Tua)
dan : Sutera Dipha Ferdinant (Rara)
Hendri Dunant, SH (Orang Tua)
Inovasi Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Bersama : Linda Hevira, S.Si
dengan : 1. Drg. Salvi Raini
2. Ernida, A.Md, Keb
Permasalahan Kesehatan memang tidak pernah habisnya. Kesehatan sangat dibutuhkan oleh setiap manusia, karena dengan badan yang sehat kita bisa beraktifitas dengan lancar.
Menarik sekali berbincang bersama Kepala Puskesmas Biaro yang mempunyai Program Pencegahan dan Penanggulangan NARKOBA yang berada langsung di bawah seorang wanita beserta staf yang luar biasa.
Program Pencegahan dan penanggulangan Narkoba yang mendapat sambutan dan dana Operasional dari BNN, telah banyak menghasilkan kader-kader dan duta yang disebar di sekolah-sekolah.
Ibu Ernida yang memberikan pelayanan Inovatif di Posyandu juga melakukan terobosan baru.
Posyandu yang pada hakekatnya memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil, menyusui dan balita, tidak hanya menimbang berat bayi dan memberikan imunisasi.
tapi Bu Ida juga mencari cara bagaimana caranya supaya masyarakat dapat memaksimalkan keberadaan Pelayanan Kesehatan yang ada di pedesaan.
Salah satunya dengan membuat acara : Ulang tahun dan arisan bersama diantara para masyarakat.
sehingga dengan demikian adanya kedekatan antara petugas lapangan dengan masyarakat betul-betul dirasakan sebagai pelayanan kesehatan yang menyenangkan. Dan masyarakat juga mendapatkan pelayanan kesehatan dan pantauan gizi serta perkembangan anak mereka, tidak saja dilakukan pada awal kelahiran tapi juga sampai si anak / bayi berumur 5 tahun.
Selain itu pembinaan kader remaja supaya tanggap terhadap masalah Psikologi dan perubahan perilaku juga dibantu oleh Psikolog yang akan membantu permasalahan mereka.
Perencanaan terhadap keluarga baru yang akan melahirkan anak dan memberikan pelajaran kesehatan dan gizi keluarga secara berkala.
Sehingga dengan berbagai inovasi lainnya, pelayanan kesehatan di tengah masyarakat yang menyenangkan ini patut untuk ditiru oleh PUSKESMAS bahkan RUMAH SAKIT LAINNYA.
dengan : 1. Drg. Salvi Raini
2. Ernida, A.Md, Keb
Permasalahan Kesehatan memang tidak pernah habisnya. Kesehatan sangat dibutuhkan oleh setiap manusia, karena dengan badan yang sehat kita bisa beraktifitas dengan lancar.
Menarik sekali berbincang bersama Kepala Puskesmas Biaro yang mempunyai Program Pencegahan dan Penanggulangan NARKOBA yang berada langsung di bawah seorang wanita beserta staf yang luar biasa.
Program Pencegahan dan penanggulangan Narkoba yang mendapat sambutan dan dana Operasional dari BNN, telah banyak menghasilkan kader-kader dan duta yang disebar di sekolah-sekolah.
Ibu Ernida yang memberikan pelayanan Inovatif di Posyandu juga melakukan terobosan baru.
Posyandu yang pada hakekatnya memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil, menyusui dan balita, tidak hanya menimbang berat bayi dan memberikan imunisasi.
tapi Bu Ida juga mencari cara bagaimana caranya supaya masyarakat dapat memaksimalkan keberadaan Pelayanan Kesehatan yang ada di pedesaan.
Salah satunya dengan membuat acara : Ulang tahun dan arisan bersama diantara para masyarakat.
sehingga dengan demikian adanya kedekatan antara petugas lapangan dengan masyarakat betul-betul dirasakan sebagai pelayanan kesehatan yang menyenangkan. Dan masyarakat juga mendapatkan pelayanan kesehatan dan pantauan gizi serta perkembangan anak mereka, tidak saja dilakukan pada awal kelahiran tapi juga sampai si anak / bayi berumur 5 tahun.
Selain itu pembinaan kader remaja supaya tanggap terhadap masalah Psikologi dan perubahan perilaku juga dibantu oleh Psikolog yang akan membantu permasalahan mereka.
Perencanaan terhadap keluarga baru yang akan melahirkan anak dan memberikan pelajaran kesehatan dan gizi keluarga secara berkala.
Sehingga dengan berbagai inovasi lainnya, pelayanan kesehatan di tengah masyarakat yang menyenangkan ini patut untuk ditiru oleh PUSKESMAS bahkan RUMAH SAKIT LAINNYA.
Monday, June 6, 2011
Monday, May 23, 2011
Memancing dan Mengapresiasi Bakat Anak
Bersama : Linda Hevira (Uni Djan Training )
Henny Rahmi , Dilla Salsabila (Pencipta dan Penyanyi Lagu Anak)
Monday, April 4, 2011
Saturday, April 2, 2011
Monday, March 28, 2011
Saturday, March 19, 2011
Saturday, February 26, 2011
Monday, January 31, 2011
Citra Diri, Etika Berbusana
Senin, 31 Januari 2011
bersama: Linda Hevira (Uni Djan Training)
dan : Ir. Hj. Vera Primadewi (Designer)
Etiket yaitu menempatkan sesuatu sesuai dengan waktu, tempat dan suasana.
Dalam hal ini busana yang kita pakai hendaknya juga memperhatikan 3 buah norma :
1. Norma Agama (Menutup Aurat)
2. Norma Hukum (UU Pornografi)
3. Norma Sosial/Budaya setempat (Di Aceh aturan berbusana lebih ketat dibanding daerah2 lain di Indonesia) Norma di Bali lain dengan di Minangkabau dll.
Supaya apa yang kita kenakan tidak sampai SALTUM atau salah kostum dalam menghadiri suatu acara, biasanya kategori pembagian busana menurut acara dibagi 3 :
1. Acara Formal
2. Semi Formal
3. Non Formal/Santai/Hiburan
bersama: Linda Hevira (Uni Djan Training)
dan : Ir. Hj. Vera Primadewi (Designer)
Etiket yaitu menempatkan sesuatu sesuai dengan waktu, tempat dan suasana.
Dalam hal ini busana yang kita pakai hendaknya juga memperhatikan 3 buah norma :
1. Norma Agama (Menutup Aurat)
2. Norma Hukum (UU Pornografi)
3. Norma Sosial/Budaya setempat (Di Aceh aturan berbusana lebih ketat dibanding daerah2 lain di Indonesia) Norma di Bali lain dengan di Minangkabau dll.
Supaya apa yang kita kenakan tidak sampai SALTUM atau salah kostum dalam menghadiri suatu acara, biasanya kategori pembagian busana menurut acara dibagi 3 :
1. Acara Formal
2. Semi Formal
3. Non Formal/Santai/Hiburan
Monday, January 10, 2011
Peran Seni dalam Menumbuhkan Rasa Percaya Diri
Citra Diri, Edisi 10/01/2010
bersama : Linda Hevira (Uni Djan Training)
dan Mahasiswa ISI Padang Panjang Jurusan Teater dan Musik
bersama : Linda Hevira (Uni Djan Training)
dan Mahasiswa ISI Padang Panjang Jurusan Teater dan Musik
Subscribe to:
Posts (Atom)