I.
PENDAHULUAN
I.1.
Latar Belakang
Indonesia merupakan
negara yang sangat kaya dengan potensi Sumber Daya Alamnya baik dari darat,
laut dan udara. Hutan dengan flora dan faunanya, bumi dengan kandungan bahan
tambangnya, laut yang terbentang luas menyimpan berbagai aneka ragam ikan
dan keindahan terumbukarangnya dan
potensi laut yang disebut-sebut bakal menjadi cadangan energi terbesar lainnya
ke depan yang perlu ditindaklanjuti, serta iklim tropisnya dimana matahari selalu bersinar sepanjang tahun, di
negeri yang juga kaya dengan seni budaya
lokalnya.
Seorang ulama pernah
mengatakan bahwa Indonesia ibarat
sepotong surga yang ditompangkan ke dunia. Banyak pepatah dan lagu dinyanyikan
menggambarkan kaya dan suburnya daerah Indonesia. Seperti tongkat dan kayupun
menjadi tanaman, apapun tumbuh subur di Indonesia. Itu semua merupakan amanah yang
luar biasa yang diterima bangsa Indonesia setelah kemerdekaan RI 68 tahun yang
lalu. Kepercayaan itu tentunya harus ditunjukkan dalam bentuk tanggung jawab
yang besar, untuk menjadikan Indonesia menjadi bangsa yang maju dan mempunyai
sumber daya manusia yang cerdas untuk mengelola sumber daya alamnya.
I.2.
Tujuan
Prinsip perekonomian di
Indonesia tentu saja harus berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Mengingat
banyaknya privatisasi yang akhir-akhir ini dilakukan pemerintah untuk
menyelamatkan APBN, Semen Indonesia merupakan salah satu perusahaan negara yang
tengah berusaha menjadi salah satu pelopor BUMN yang diharapkan bisa mewujudkan
pasal 33 UUD 1945 yang tercantum pada ayat 1 sampai 4 yaitu :
1. Perekonomian disusun sebagai usaha
bersama berdasar atas azas kekeluargaan.
2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara
dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.
3. Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung
didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
4. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar
atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
Untuk itulah dengan
bahasan di bawah ini kita berharap Semen Indonesia tidak saja menjadi Raja di
negeri sendiri tapi juga berjaya di Asia Tenggara bahkan dunia untuk
kemaslahatan bangsa.
BAB
II. ISI
II.1.
Sejarah Semen di Indonesia dan Privatisasi BUMN
Semen adalah zat yang
digunakan untuk merekat batu, bata, batako, maupun bahan bangunan lainnya.
Sedangkan kata semen sendiri berasal dari caementum (bahasa Latin), yang
artinya "memotong menjadi bagian-bagian kecil tak beraturan". Sejarah
adanya pabrik semen di Indonesia berawal dari berdirinya PT Semen Padang pada
tanggal 18 Maret 1910 dengan nama NV Nederlandsch Indische Portland Cement
Maatschappi (NV NIPCM) di Padang, Sumatera Barat. Pabrik tersebut mulai
berproduksi pada tahun 1913 dan pada tanggal 5 Juli 1958 perusahaan tersebut dinasionalisasi
oleh Pemerintah Republik Indonesia dari Pemerintah Belanda. Tanggal 15
September 1995 PT Semen Gresik berkonsolidasi dengan PT Semen Padang dan PT
Semen Tonasa, dengan nama Semen Gresik Group (SGG) dimana sahamnya dimiliki
secara mayoritas oleh Pemerintah Republik Indonesia sebesar 51,01% dan publik
48.99 %. Pada tanggal 7 Januari 2013, PT
Semen Gresik (Persero) Tbk berubah nama menjadi PT Semen Indonesia (Persero)
Tbk sesuai hasil Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta pada 20 Desember 2012.
Walau tak dapat
dipungkiri bahwa BUMN-BUMN yang ada di Indonesia mengalami jatuh bangun dan
harus mencari strategi yang jitu untuk menutupi kerugian negara. Privatisasi
adalah salah satu cara yang dianggap bisa menjawab tantangan selain inovasi
lainnya. Namun demikian privatisasi yang dilakukan tentunya harus dapat
mendatangkan manfaat bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia, yaitu
privatisasi yang mampu meningkatkan kinerja BUMN, mampu mendorong BUMN untuk
menerapkan prinsip-prinsip good governance dalam pengelolaan BUMN, mampu
meningkatkan akses ke pasar internasional, mampu mendorong terjadinya transfer
ilmu pengetahuan dan teknologi, mampu mendorong terjadinya perubahan budaya
kerja dan penyerapan tenaga kerja serta tidak merugikan masyarakat sekitar dan
keuangan yang didapatkan harus murni untuk menutup defisit APBN.
Menurut laporan
keuangan BUMN pada tahun 2011, terdapat 140 BUMN dan 15 Perusahaan dengan
Kepemilikan Negara Minoritas, yang tersebar di hampir seluruh sektor ekonomi.
Jumlah anak perusahan BUMN dengan kepemilikan BUMN mayoritas (di atas 50%)
mencapai sekitar 173.
II.2.
Tantangan Semen Indonesia
Pada tahun 2012
kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) berakibat langsung pada biaya produksi
dan transportasi semen. Kondisi tersebut sempat membuat Asosiasi Semen
Indonesia (ASI) khawatir jika kenaikan harga BBM bisa menjadi batu sandungan
industri semen. Meskipun Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengalokasikan
anggaran sebesar 88% untuk proyek yang sifatnya fisik atau konstruksi, salah
satunya adalah pembangunan jalan tol, dan
distribusi semen masih menggunakan BBM bersubsidi. Namun hal itu tetap membuat naiknya harga semen yang mempengaruhi
persaingan bisnis, yang cendrung memilih harga yang lebih murah.
Selain itu perusahaan
juga harus menutupi ongkos produksi akibat hujan dan banjir yang sering terjadi
akhir-akhir ini, mengakibatkan turunnya penjualan di sejumlah daerah di
Indonesia terlebih di daerah Jawa dan Sumatera.
Meskipun naiknya biaya
transportasi, investasi industri semen ternyata terus meningkat. Tingginya permintaan akan semen dalam negri dan semakin
banyaknya pembangunan gedung dan infrastruktur jalan membuat Investor asing
juga tertarik bermain di pasar dalam negri bahkan juga akan memperbesar pengaruhnya di Indonesia.
Ada delapan investor
yang ikut serta dalam industri semen ini, empat dari dalam negri dan empat dari
luar negeri yang akan membangun pabrik di Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Papua.
Enam diantaranya tengah melaksanakan studi kelayakan, menjalankan analisa
dampak lingkungan, dan telah menekan nota kesepahaman. Mereka adalah PT Semen
Gresik, PT Semen Baturaja, PT Indocement Tunggal Prakarsa melalui anak usahanya
PT Sahabat Mulia Sakti, PT Semen Bosowa, Lafarge Cement Indonesia dan China
Anhui Conch Group Co. Ltd. Adapun dua investor lainnya adalah China Triumph
International Engineering Co. Ltd, dan State Development and Investment
Cooperation.
Anhui sendiri adalah
pemain besar di China yang punya kapasitas 100 juta ton per tahun, yang akan membangun pabrik berkapasitas 7
juta ton dalam empat tahun ke depan di Kalimantan. Sementara Siam Cement Group
yang hobby mengakuisisi perusahaan di Indonesia dan juga merupakan Raksasa
produsen kimia milik kerajaan Thailand akan a membangun pabrik semen di Sukabumi, Jawa
Barat sesuai dengan tekadnya ingin menjadi pemimpin dan memperluas bisnisnya di
ASEAN. Investor dari India juga ingin mendirikan pabrik di Lebak karena bahan
baku dasar pembuatan semen melimpah disana yang rencananya akan menggandeng
investor dari Inggris.
Di samping itu
persiapan menyambut (ASEAN Economic Community (AEC) masyarakat Ekonomi ASEAN di
tahun 2015 yang terdiri dari 10 negara di kawasan ASEAN yang akan bersaing
dengan berbagai macam arus seperti arus
Bebas Barang, Bebas Jasa, Bebas Investasi,
Bebas Tenaga Kerja Terampil dan Sektor Prioritas Integrasi menjadi
tantangan yang tak mudah bagi Semen Indonesia.
II.
3. Prestasi Semen Indonesia
Meskipun tantangan yang
dihadapi oleh Semen Indonesia tidak sedikit, namun prestasi Semen Indonesia
bukannya tidak ada. Hal ini sudah nampak dalam peran Semen Indonesia dimana PT
Semen Indonesia Tbk (SMGR) telah dapat membagikan dividen kepada pemegang saham
sebesar Rp2,42 triliun atau sekitar 45 persen dari laba bersih tahun 2013 yang
mencapai Rp5,37 triliun seperti dilansir dari kabarbisnis.com.
Seiring dengan itu
Semen Indonesia merupakan produsen semen terbesar di Asia Tenggara dengan
kapasitas 30 juta ton semen per tahun dengan
penguasaan pasar dalam negri sebanyak 44 persen.
Selain menjadi rajanya
di negri sendiri, Indonesia juga patut berbangga karena kinerja PT. Semen Indonesia di bawah pimpinan
Direktur Utama Dwi Soetjipto telah berhasil mengakuisisi Thang Long Cement Company
(TLCC) Vietnam pada tahun 2012 yang mana ini dapat menjadi pintu masuk perluasan Semen Indonesia di Asia Tenggara.
Sedangkan untuk kancah
Internasional Semen Indonesia masuk dalam daftar Forbes Global 2000 yang
menduduki peringkat dari 1674 pada tahun 2012 ke posisi 1425 pada tahun 2013
atau naik 249 poin. Peningkatan tersebut
tercatat sebagai yang terbesar dibanding delapan perusahaan Indonesia lainnya
yang terdapat dalam daftar Forbes Global 2000.
Tidak saja dalam
peningkatan kapasitas produksi, tapi juga diikuti dengan performansi kinerja
yang luar biasa. Terbukti untuk tahun 2013 saja Semen Indonesia telah
mendapatkan lebih dari 30 penghargaan, seperti BUMN Innovative Award 2013
kategori The Best Corporate Innovative Culture & Management, The Best
Innovative of Green Product, The Best Product Innovation Of Energy & Mining
Sector, The Best Technology Innovative Energy & Minning Sector dari
Kementerian BUMN, "Best 50 Forbes" sebagai 50 perusahaan publik
terbaik di Indonesia pada November 2013 dan Rintisan Industri Hijau 2013 dari
Kementerian Perindustrian juga pada November 2013.
Sebagaimana halnya
keberadaan sebuah pabrik, dampak pabrik terhadap lingkungan juga sangat
diperhatikan oleh Semen Indonesia secara seksama, terbukti dengan diraihnya
Proper Emas, yaitu penghargaan lingkungan dengan level tertinggi yang diberikan
Kementerian Lingkungan Hidup.
Sementara untuk tingkat
Asia Tenggara, Semen Indonesia berhasil menyabet penghargaan ASEAN Energy
Awards 2013 yang diikuti oleh seluruh negara di kawasan Asia Tenggara. Tidak
hanya itu Perusahaan persemenan terbesar di Indonesia ini juga menyabet dua
penghargaan sekaligus, yaitu ASEAN Energy Management Awards dan ASEAN Coal
Awards.
Untuk ASEAN Energy
Management Awards, perseroan menitikberatkan pada pemanfaatan sumber energi
alternatif dari limbah pertanian atau biomass sebagai substitusi batubara.
Biomass tersebut diambil dari sekam padi, serbuk sabut kelapa (cocopeat),
serbuk gergaji, dan limbah tembakau yang juga menguntungkan masyarakat lingkungan
sekitar pabrik . Selain tidak baik bagi keberlanjutan lingkungan, penggunaan
batubara menuntut biaya yang sangat tinggi, sehingga pemanfaatan biomass dapat
menjaga keberlanjutan lingkungan sekaligus efisiensi biaya operasional yang pada
akhirnya bisa meningkatkan level profitabilitas perseroan. Aksi perseroan dalam
memanfaatkan energi alternatif ini telah mengurangi efek rumah kaca dan
pemanasan global, sehingga mendapat kredit karbon/certified emission reduction
(CER) dari salah satu badan yang terintegrasi dengan PBB, karena telah
mengurangi emisi CO2 dari 36.805,91 ton pada tahun 2011 menjadi 102.081,61 ton pada tahun 2012 lalu.
Sedangkan untuk ASEAN
Coal Awards, perseroan menitikberatkan pada pemakaian batubara rendah kalori
(low rank) untuk menggantikan batubara yang tinggi kalori (high rank) yang juga
turut memberi dampak positif kepada perseroan dalam segi efisiensi bahan dan
biaya.
II.
4. Strategi Semen Indonesia
Semen
Indonesia saat ini sudah menjadi induk dari empat pabrik semen dan wilayah
disekitarnya, yakni Semen Gresik di Jawa, Semen Padang di Sumatera, Semen
Tonasa di Sulawesi dan (TLCC) di Vietnam. Dengan pencapaian korporasi terbesar di Asia Tenggara, tidak saja pada
kapasitas produksi yang meningkat, tapi peningkatan daya saing yang semakin
kompetitif, membuat Semen Indonesia harus terus melakukan akselerasi kinerja. Selain mengatur startegi internal
perusahaan seperti kekompakan dalam
manajemen dan pemikiran dengan berbagai ide, kreasi dan inovasi, perusahaan
juga harus melakukan peningkatan (upgrading) teknologi yang berimbas kepada
kapasitas produksi semen. Disamping itu penambahan produksi juga terus
dibarengi dengan perluasan pemasaran, menambah packing plant dan jaringan
distribusi disamping ekspansi perusahaan dan kecepatan mengatasi kompetitor
yang sama.
Strategi semen
Indonesia lainnya juga mengacu kepada enam hal, yaitu :
1. Peningkatan
kapasitas produksi yaitu dengan membangun pabrik baru dan aktif mencari sumber
bahan baku semen baru di beberapa daerah lainnya.
2. Pengelolaan
energi yang berkelanjutan dan efisien.
3. Peningkatan
citra dan kinerja perseroan.
4. Memperkuat
pelayanan dan pertumbuhan konsumen.
5. Pengelolaan
manajemen risiko supaya industri bisa berjalan dengan kontinuitas.
6. Restrukturisasi
korporasi dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
Untuk pemasaran,
penguasaan pasar PT Semen Indonesia (Persero) sangat bisa diandalkan karena
jaringannya yang menyebar dan merata ke seluruh Nusantara. Jaringan distribusi tersebut
didukung oleh 30 unit gudang penyangga, 22 packing plant di lokasi yang
strategis dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia serta 361 distributor
nasional. Apalagi, lokasi pabrik secara geografis juga sangat strategis yaitu
Semen Padang di Sumatera, Semen Gresik di Jawa serta Semen Tonasa di Sulawesi,
serta satu pabrik di Vietnam. Posisi tersebut sangat mendukung bagi perluasan
jangkauan pasar yang ditunjang dengan keberadaan pelabuhan khusus di Padang,
Tuban, Gresik, Biringkasi, Dumai, Ciwandan, Banyuwangi, Sorong dan dua
pelabuhan di Vietnam.
PT Semen Indonesia Tbk
(Persero) sudah bertekad menjadi penguasa pasar (market leader) komoditas semen
di Asean. Tujuh negara telah dibidik diantaranya Timor Leste, Singapura, Laos,
Kamboja, Bangladesh, Myanmar, dan Vietnam yang kini digarap melalui TLCC.
Pengambilalihan saham
pabrik semen di pinggiran Kota Ho Chi Minh, Vietnam juga mempunyai nilai
strategis. Dengan cadangan deposit batu kapur yang merupakan bahan baku
pembuatan semen, maka Thang Long memiliki potensi untuk mengembangkan dua
pabrik semen baru di Provinsi Quang Ninh dan Binh Phuoc yang didukung deposit
batu kapur lebih dari 200 juta ton. Selain itu, posisi Thang Long yang dekat
dengan pelabuhan Cai Lan dan jalur Sungai Mekong serta jalan antar daerah
maupun pelabuhan Internasional, menjadikan sistem distribusi akan efektif dan
efisien. Contohnya, TLCC pada Desember 2013 telah mengekspor 30 ribu ton semen
curah ke Peru melalui pelabuhan Cai Lan, Provinsi Quang Ninh, Vietnam.
Disamping itu pabrik
yang dibangun dengan teknologi tinggi ini memiliki keunggulan distribusi berupa
pelabuhan di Vietnam Selatan, sehingga memudahkan sinergi pasar di Indonesia
dan jalur ekspor ke Myanmar serta Bangladesh. Dengan menguasai Vietnam pula,
korporasi bisa menjadi pemimpin penjualan semen untuk negara tetangga, Laos dan
Kamboja.
PT Semen Indonesia
(Persero) juga pernah mendapat pujian dari Menteri Perdagangan, M Luthfi untuk
memotivasi pengusaha Indonesia lainnya, agar tidak hanya menyasar pasar
domestik saja, namun juga harus mampu merebut pasar ASEAN. Hal ini dimungkinkan
karena Pasar Asean yang terdiri dari 10 negara itu, jumlah penduduknya sekitar
612 juta jiwa yang mana 40,60 persen di antaranya adalah masyarakat Indonesia.
Selanjutnya Semen
Indonesia berencana mengakuisisi beberapa pabrik semen di Asia Tenggara. Tahun
ini, ditargetkan dapat merealisasikan ekspansi ke Myanmar. Akuisisi dilakukan
karena pertimbangan realistis daripada membuat pabrik baru yang membutuhkan
waktu tiga tahun untuk membangunnya. Dan
rencana bisnis jangka panjang Semen Indonesia akan meningkatkan kapasitas desain
menjadi 40,8 juta ton semen pada tahun
2017.
III.
PENUTUP
Dengan sejumlah
prestasi yang sudah diperoleh PT. Semen Indonesia, tidak diragukan lagi Semen
Indonesia dapat lebih maju lagi ke depannya. Walaupun banyaknya kompetisi dari
dalam dan luar negri, kita berharap semoga Semen Indonesia dapat menjadi perusahaan
BUMN pelopor yang mampu bersaing, meningkatkan kinerja, menjaga performa serta
menjadi kebanggaan bangsa Indonesia di level Asia Tenggara bahkan tidak
tertutup kemungkinan di level dunia.
Referensi
:
1. https://www.mpr.go.id/pages/produk-mpr/panduan-pemasyarakatan/bab-ii-uud-nri- tahun- 1945/d-hasil-perubahan--naskah-asli-uud-1945-4
3. http://csrsemengresik.com/index.php/2012-05-25-11-40-38/2012-05-25-18-23- 26/sejarah- perusahaan
4. http://www.bumn.go.id/wp-content/uploads/2010/10/Privatisasi_BUMN.pdf
6. http://www.harianhaluan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=134 14:prospek -industri-semen-tetap-cerah&catid=21:khas&Itemid=91
7. http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/bisnis/14/01/22/mzrltf-semen-indonesia-bidik-produksi-40-juta-ton-di-2017
8. http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/bisnis/14/01/31/n09grg-semen-indonesia-menancapkan-pengaruh-di-asean
9. http://www.antarajatim.com/lihat/berita/130407/semen-indonesia-bukan-jago-kandang