Friday, April 30, 2010

Citra Diri, Edisi Jumat , 30 April 2010. Standarisasi Pelayanan Pariwisata

Bersama : Linda Hevira (Uni Djan Training : Pengembangan Diri & Profesi, MC & Public Speaking)
dan : Syafroni Valian (Ketua PHRI) Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia
tema : Standarisasi Pelayanan Pariwisata
Sejak 11 maret 1984 , Bukittinggi telah dicanangkan sebagai daerah tujuan Wisata.
Namun dalam perjalanannya Bukittinggi sudah mempunyai multi nama dan gelar , contoh: sebagai Kota Pendidikan, karena mutu pendidikan di kota ini lebih tinggi.
Kota Perdagangan, dimana kawasan Aur Bukittinggi sering disebut sebagai Tanah Abang nomor dua.
Serta Kota Kesehatan dengan adanya Rumah Sakit Stroke Nasional yang bahkan bercita2 menyandingkan berwisata sambil mengecek kesehatan di Bukittinggi.
Di tengah populernya kota Bukittinggi sebagai tempat wisata, ternyata masih banyak yang harus dibenahi.
Semangat melayani mungkin harus ditumbuhkan secepatnya.
Pemerintah harus memastikan kemana sebenarnya arah dari perkembangan kota Bukittinggi ke depan.

Dari Pariwisata telah memacu pertumbuhan ekonomi kota Bukittinggi ,misalnya :
1. Penginapan (dari hotel berbintang sampai melati)
2. Restoran (masakan yang membutuhkan bahan mentah dari hasil pertanian)
3. Jasa perjalanan ( informasi tentang keamanan kota dan tranportasi yang lancar harus terus dikomunikasikan, bekerja sama antara media, perhotelan, tempat wisata, sanggar seni, industri kerajinan dan perdagangan)
4. Memancing investor untuk membangun tempat2 wisata dan kuliner
5. Tenaga SDM yang meningkat dengan standar pelayanan yang baik.

Mestinya 40 % PAD yang masuk ke Bukittinggi yang berasal dari Wisatawan yang otomatis selalu ramai di akhir pekan dan libur2 nasional harus dapat dikembalikan dalam bentuk pembenahan sarana dan prasarana pendukung pariwisata.
Disamping hawanya yang sejuk, kota Jam Gadang ini, merupakan tempat strategis yang menghubungkan Sumatra bagian Utara, Timur dan Selatan, dan membuat kota Bukittinggi sebagai
pusat jasa dan perdagangan, kesehatan, kerajinan, pilihan wisata pendidikan, kuliner, tempat seminar dan pelatihan.

Walaupun dengan satu kata Pariwisata, namun infrastruktur pendukung yang ada masih perlu pembenahan disana sisi.
Contoh saja :
Dinas Pariwisata, bagaimana bisa menjadi jembatan antara para pelaku wisata dengan wisatawan
Dinas Perhubungan, membuat jalan2 dan transportasi yang layak
Dinas Kebersihan, bagaimana membuat setiap sudut kota menjadi bersih dan nyaman
Dinas Tata Kota, memberikan gambaran tentang lokasi2 wisata, Rumah makan, penginapan, dll
Dinas Perdagangan,
Dinas Tenaga kerja, harus merangsang kesempatan kerja seluasnya dan pelatihan profesional yang sesuai standar pelayanan.

No comments:

Post a Comment

Silakan tinggalkan saran, komentar atau pertanyaan, kami akan segera membalasnya...Terimakasih...